KATRO's file

Finally, setelah beberapa minggu ini hujan terus membasahi Pontianak-ku tercinta, Hari ini langit kembali ceria. Bintang bahkan bertabur dengan indahnya tadi malam.
Well, guys, selama terkurung didalam rumah selama hujan kemarin, aku ketemu dokumen lama milik madding sekolahku “ KATRO’ ”.
Haha, jadi ingat masa-masa aktif mengurus madding lalu. Betapa sibuk dan menyenangkannya...

Apalagi kalau sudah musim lomba. Wiuh, kita bisa kerja disekolah sampai maghrib. Gila juga ya? Meski demikian, hasil yang didapatpun tak mengecewakan. Tak jarang gelar Juara kami peroleh.
Nah, kembali pada masalah ’dokumen lama’ yang kuketemukan, berikut beberapa artikel yang sempat dimuat disebuah koran terbitan lokal ’Pontianak Post’.

Bla Bla Bla

Dra. Hj. Ida Novianti,M.Ed, Waka Kesiswaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Pontianak Masa Bhakti 2006/2007. Ibu dua anak ini lulusan Program Pasca Sarjana Univercity of Manitoba, Winnipeg, Canada. Pengalaman Beliau berorganisasi dimulai saat masih duduk di bangku SMP. Wanita yang mempunyai hobi berkebun ini ikut dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di bidang Rohani Islam. Saat beliau kuliah, wanita kelahiran Jakarta 43 tahun silam ini juga aktif di Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, IKIP Negeri Jakarta. Beliau berkata, ikut di organisasi OSIS itu dapat melatih siswa belajar banyak hal. Seperti berorganisasi, berbicara di depan orang banyak, dan menghadapi massa, serta melatih kesabaran kita sebagai seorang pemimpin masyarakat sekolah.
“Untuk OSIS di MAN 2 saat ini sudah banyak kemajuan, juga MPK-nya. Dulu MPK itu identik dengan tugas menyetujui program kerja dan mengawasi kerja OSIS saja. Tapi, sekarang MPK juga sudah turut andil dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh OSIS. Bisa dikatakan OSIS dan MPK saat ini saling bersinergi untuk mencapai hasil yang memuaskan dan membanggakan sekolah.” Ujar Bu Ida yang baru saja pulang dari Kuala Lumpur mengikuti program pemantapan Bahasa Inggris di Saints University, Penang, Malaysia dan sekarang sedang mengurus keberangkatannya mengikuti Job Training, dalam rangka Meningkatkan Kualitas Madrasah Aliyah se-Indonesia yang dilaksanakan selama 2 minggu di kota Melbourne, Australia. Beliau juga menambahkan, masuk didalam kepengurusan OSIS dan MPK bisa saja menambah popularitas. Tapi, itu semua tergantung pada Prestasi dan Kinerja yang ia kerjakan. “kalau kinerja dan prestasinya bagus, InsyaAllah ia akan dikenal oleh seluruh masyarakat sekolah, khususnya.”(@-Lonk)

Hmm, kalau gak salah, untuk artikel yang satu ini, kami harus beberapa kali take a picture-nya Bu Ida. Mulai dari kantor hingga diruang KepSek…



Organisasi Lancar, Prestasi Ok


Salam sobat X-Presi. Profil kita kali ini adalah salah seorang siswa yang duduk di kelas XII IPA di MAN 2, Dinul Habib Akbari. Kepada tim X-Presi, Dinul -begitu ia disapa- menceritakan sedikit pengalamannya selama menjabat sebagai wakil ketua OSIS. “Awalanya sih, saya hanya ingin tahu dan merasakan bagaimana menjadi seorang pemimpin.” Begitu ungkapnya. Selain itu, Dinul juga mengatakan, dengan aktif dalam OSIS, doski jadi bisa belajar me-manage waktu. Gak sia-sia, terbukti selain bisa mempertahankan posisi juara 5 besar yang selalu ia pegang, Dinul juga dapat meraih prestasi non-akademik seperti menjadi juara 1 dalam lomba membuat Website tingkat SMU bersama seorang rekannya. Selain itu, dengan aktif dalam OSIS, Dinul mengaku juga bisa mendapat banyak teman “Untungnya banyak, ruginya gak ada” begitu tambahnya.
Saat ditanya mengenai pandangan beberapa siswa yang berpendapat ‘aktif dalam OSIS atau MPK dapat menganggu prestasi belajar’, Dinul membantah “Gini deh, coba aja tanya sama temen – teman OSIS lain, ada gak yang prestasi akademiknya turun lantaran aktif di OSIS atau organisasi lain. Malahan, dengan aktif berorganisasi, kita jadi bisa belajar untuk mengatur waktu” tuturnya. Doski juga menyarankan untuk membuang jauh–jauh pemikiran demikian. Karena, rugi banget melewatkan kesempatan aktif dalam OSIS atau MPK dengan alasan takut merusak prestasi akademik. Sebagai informasi, selain aktif dalam beberapa oraganisasi seperti OSIS, Remaja Mesjid dan Rohis, Dinul juga termasuk siswa berprestasi disekolah. Dinul berhasil lolos dalam tes “Program Pelatihan calon Karyawan atau Pre Employment Training (PET).”
“Saya punya saran nih, buat yang mau bergabung dalam OSIS disekolahnya, atau organisasi yang lain, sebelumnya, liat dulu latar belakang organisasi itu. Apa visi misinya, dan lain – lain. Selain itu, kalau mau bergabung, harus atas kemauan sendiri, jangan cuma ikut – ikutan. Terakhir, harus ada totalitas dalam berorganisasi. Jangan setengah – setengah!”(Tta)

Tak Tik Tang

Tips jadi ketua OSIS / MPK
Friend, sekarang kan banyak banget tuh siswa – siswi yang ingin banget jadi ketua OSIS/MPK. Nah, agar kalian bisa terpilih jadi ketua OSIS/ MPK, kita punya tipsnya nih!
1. Punya wajah yang menarik.
Soalnya, para siswa biasanya paling senang sama pemimpin yang ganteng – ganteng, cantik – cantik dan caem – caem.
2. Harus pandai cari muka.
Terutama sama guru dan teman - teman. Karena, siswa pasti suka sama pemimpin yang baik hatinya.
3. Rajin beribadah
Kalian harus rajin – rajin shalat, mengaji, puasa, zakat, and naik haji. Siapa sih yang gak suka sama pemimpin yang shaleh or shalehah?
4. Setiap hari, kalian harus selalu ‘jugi’ (jual gigi).
Ini yang penting. Selalu tersenyum! Biar bisa dibilang ramah. Itung – itung, sekalian ibadah, dan senam mulut lho.



Berorganisasi, Oh No!!

Organisasi, satu kata yang bisa mengingatkan kita pada OSIS atau MPK, khususnya bagi pelajar. Bisa dibilang OSIS atau MPK adalah organisasi besar yang ada di sekolah. Hmm,,, sepertinya kata organisasi cukup keren juga. Biasanya sebuah organisasi banyak diminati oleh kita, tapi gak semuanya loh!
“Organisasi bisa ganggu pelajaran. Lagipula saya bukanlah orang yang pandai berorganisasi”, ungkap Nurul Fathanah XII IPA. Wah-wah orang berprestasi seperti mereka menganggap organisasi itu mengganggu pelajaran padahal belum tentu juga sih. Lalu, bagaimana pandangan mereka terhadap orang-orang yang berorganisasi??
“Sibuk, tidak bisa membagi waktu. Mereka sering melupakan teman sekitar dan hanya akrab pada teman-teman yang sama-sama berorganisasi”, ucap Ulfa, lengkapnya Wardiati Zulfa. “Idealis, mereka bisa menyeimbangkan diri antara prestasi dan organisasi”, ucap Fathanah. Kalau sudah begini, jadi bingung nih mana yang lebih baik antara keduanya. Orang yang berorganisasi atau gak.
“Bagus!! Karena pada dasarnya kita akan selalu bertemu dengan yang namnanya organisasi. Dalam tubuh saja ada organisasi, apalagi di sekitar kita”, ungkap Jamil yang sekarang menempati kelas XI IPA 2. Berarti dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang mencolok antara orang yang berorganisasi dengan orang yang tidak berorganisasi.
“Beda, cara bicaranya. Bijak dan lebih mudah bersosialisasi. Tapi bisa jadi tidak akrab dengan keluarga. Tergantung dengan individunya sih”, jelas Ulfa. Jamil menuturkan tentang orang yang tidak berorganisasi, “pergaulannya kurang, sulit memahami kawan dan susah menjadi pemimpin”. Meskipun begitu pada dasranya mereka pingin banget berorganisasi. Seperti yang di ungkapkan Jamil, hanya saja dia lebih mementingkan prestasi karena kemampuan dapat membangun organisasi. Sedangkan organisasi belum tentu berprestasi.
Buat yang udah atau belum berorganisasi ada saran dan kritik dari teman-teman kita. “organisasi jalan, tapi jangan lupakan prestasi”, jelas Jamil. “Buktikan kalau berorganisasi tidak menghambat prestasi”, ucap Fathanah. So, jangan ragu berorganisasi kalu kalian merasa mampu. Tapi kalau kalian pada gak yakin, jangan deh ntar berantakan lagi.(Muna&@-Lonk)



Aku “PD” dari Organisasi

Memang! Banyak orang berkata seseorang bisa terpandang kalau udah ada di organisasi. Dikenal guru-guru, kakak or adik kelas dan tidak kalah pentingnya adalah ke-Pedean kita dalam organisasi. Yang dipertanyakan disini, adakah pengaruh positif kalau menggeluti organisasi bergengsi seperti OSIS di sekolah?? Jawabannya adalah iya. Bahkan, ya iyalah!! Karena PD yang muncul dari diri kita untuk mengikat diri di organisasi merupakan suatu bukti kalau kita sudah menyelesaikan sebuah masalah yaitu udah PERCAYA DIRI. Dan pernyataan inilah yang mesti kita jadikan oreintasi bahwa kita khususnya sebagai pelajar tidak perlu mikir 2 kali apabila lowongan kepengurusan udah ada di depan mata. Karena berapa banyak orang yang intelektualnya biasa aja, tapi kalau sudah dipanggung dapat menghipnotis pemirsa (emang benar!). dan gak kalah banyak orang yang tampan (tampang pas-pasan) dapat berjalan tegap, itu karena PD! Event, Presiden pun gak pernah lepas dengan yang namanya PD.
Btw, yang bikin kita PD dari organisasi adalah dimulai dari pengalaman di kepengurusan. Dari organisasi kita bertemu dengan “The Best Teacher” (pengalaman). Lewat organisasi kita digendongkan bekal, dalam organisasi tempat mengembangkan kecakapan untuk membubuhi diri dengan melatih kebijaksanaan kita dalam memecahkan masalah dan masih buaaanyak lagi kebutuhan lainnya.
Hal ini persis dengan apa yang dituturkan oleh teman kita Dede dan Ayu XC. Menurutnya, “Organisasi itu, lading pengalaman. Udah gitu membiasakan jiwa raga kita untuk berorganisasi dan merasa lebih mengemban tanggung jawab itulah kita berkarsa”. “Dan sekaligus dan gak kalh pentingnya ngisi waktu kosong”, tambahnya.
Pada hakikatnya, pergantian kepengurusan bukan berarti karena kelelahan dalam mengurusnya. Namun memang semestinyalah metagenesis itu terjadi dengan tujuan dan VIsi-Misi memajukan lembaga tersebut. Setinggi apapun derajat ilmu yang kita peroleh, plus kebenaran yang kita temukan. Itu semua dipandang sebelah mata pabila tidak tersosialisasi di Public. Karena bijaksana timbul dari suatu problem!
Intinya, kita tidak boleh lepas dengan organisasi. Jadi, anggota OSIS berate kita menambah 1 lagi pelajaran khusunya di Intrakurikuler untuk pengembangan diri kita, gak mesti jadi ketua atau sederajat. Yang mesti di junjung tinggi adalah bagaiman menjadi pengurus yang berwibawa dan teladan, bertekad dengan jiwa professional. Balik ke PD lagi, kalau kita udah lakukan semua, makla kita udah PD. Sekarang bagaimana mengolah kePDan tersebut agar tidak malu-maluin. Diantaranya perhatikan penampilan fisik, penampilan tata bahasa, usahakan menjadi teladan yang baik serta tegas dan berkomitmen.
Setidaknya 4 hal tersebut kalau ada dalam diri seseorang maka ia akan menjadi sosok yang karismatik. Bukankah hanya berawal dari rasa PD saja dan masih banyak hal positif lain yang dapat dikembangkan dari keikutsertaan kita dalam organisasi.

Comments

Popular Posts