My Injured Heart Part 6/~

“Hyung.. aku bisa lihat seberapa besar rasa sukamu pada Yoon-ssi. Bukannya baru satu dua bulan ia bekerja bersama kita kan? Sudah hampir tiga tahun kan? Dan sudah selama itu pula kau memendam rasamu??”
Aku tak bisa lihat seperti apa ekspresi kedua oppa itu saat ini. Yang kutahu hanya tiba-tiba seluruh tubuhku membeku. Rasa dingin luar biasa seketika menjalar dari ujung rambut sampai tali sepatu. Seperti seseorang mendorongku paksa masuk kedalam kulkas besar dengan suhu minus 270oC. Jangan tanya aku apakah ada yang seperti itu. Yang pasti serasa seluruh darah dan air dalam tubuhku tiba-tiba saja jadi beku.
Apa tadi kata Ryeo oppa?
Aku bahkan tak sanggup mengulangnya.
“Haha,, baiklah. Aku akui kau benar. Semua yang kau katakan itu benar. Tapi lalu aku harus bagaimana?”
“Apanya yang harus bagaimana? Kau tinggal katakana saja pada Yoon ssi kalau sayang pada”
“Aku juga sayang padamu, Ryeo,, pada yang lain juga..”
“Hyung!!! Aku serius!! Menurutku Yoon ssi-pun punya rasa yang sama seperti dirimu. Kalian saling suka, sudah sejak lama. Kenapa harus disembunyikan lagi?”
“Tidak bisa, Ryeo..”
“Kenapa tak bisa?”
Ryeo oppa tampak bersikeras dengan pendapatnya. Kini aku sudah benar-benar tak dapat berbuat apapun. Kalau mau lebih mendramatisir keadaan, sekarang aku pasti sudah pakai tabung oksigen sebagai alat Bantu bernapas.
“Sebenarnya kau kenapa sih, Ryeo.. Kenapa jadi bersikeras begini??”
Keduanya terdiam kini. Tapi tidak lama. Ryeo oppa kemudian mulai bicara lagi. Suaranya kembali lembut.
“Aku,, aku hanya tak tahan melihat kalian berdua terus menahan perasaan begitu. Apalagi...”
Ryeo oppa menggantung kalimatnya sesaat.
“Apalagi aku dengar dari SengHwan sonsengnim kalau besok Yoon ssi akan kembali ke Indonesia.”
Lagi-lagi sunyi yang membuat sesak. Apa sebenarnya yang sedang dipikirkan oppa-oppa itu?
“A-Apa katamu, Ryeo?”
EunHyuk oppa akhirnya buka suara juga.
“Sebenarnya kemarin aku tak sengaja mendengar SengHwan dan SoMan sonsengnim berbicara. Kata SengHwan sonsengnim, lusa, yaitu besok, Yoon ssi akan kembali ke Indonesia setelah acara wisudanya. Ia minta untuk dirahasiakan dari kita semua karena tak ingin merepotkan kita semua.”
“Maksudmu..”
Tepat pada saat EunHyuk oppa mengucapkan kata itu, aku berhasil menguatkan diri untuk melihat (lebih tepatnya mengintip) bagaimana sebenarnya keadaan dua oppa itu. Dan sebelum EunHyuk oppa menyelesaikan kata-katanya, aku secepat mungkin melarikan diri dari tempat itu. Tak tahu kenapa mata ini jadi memanas. Ada sesuatu yang berontak ingin kelaur. Belum jauh aku berlari, butiran kecil itu jatuh juga, membuat anakan sungai kedua belah pipiku. Apa ini? Kenapa aku menangis? Apa yang kutangisi? Semua pertanyaan itu terus berkecamuk dalam hati tanpa ada satupun yang kutahu jawabannya. Atau mungkin memang tak ingin kujawab.
Kata orang mencuri dengar pembicaraan orang lain itu tak baik. Aku tahu kini alasannya. Lebih baik aku tak pernah tahu apa yang Ryeo oppa dan EunHyuk oppa bicarakan tadi. Lebih baik aku tak pernah tahu apa yang Yoon onni dan SengHwan sonsengnim bicarakan kemarin. Semuanya hanya membuatku susah sendiri. Membuatku sakit sendiri.
Entah sudah berapa lama aku duduk diatap gedung ini, tapi air mataku seolah tak pandai berhenti. Sementara itu pertanyaan mengapa aku menangis, apa yang sebenarnya aku tangisi belum juga ada jawabnya.
Apa karna aku tahu bahwa ternyata EunHyuk oppa menyimpan rasa pada Yoon ssi? Atau karna sinar mata yang terluka dan seolah tak percaya milik EunHyuk oppa saat Ryeo oppa bilang bahwa Yoon onni akan pergi besok? Atau mungkin keduanya? Atau.... atau hanya karna rasa tak terimaku karena EunHyuk oppa yang selama ini selalu aku sayangi ternyata hatinya sudah ada yang memiliki?
“Rasya,, rupanya kau disini?”
Buru-buru aku menghapus sisa-sisa air mata yang sejak tadi tumpah.
“Aku mencarimu kemana-mana, ternyata kau disini. Sedang apa?”
Yoon onni duduk dengan santainya disampingku yang hanya bisa memandangnya dalam.
“Ada apa, Rasya?”
Katanya tetap ramah.
Argh!!! Kenapa orang ini bisa begini lembut. Aku jadi semakin tak tahu apa yang harus kulakukan selain tetap memandangnya.
“Hei,,, kenapa kau melihatku seperti itu? Membuatku takut saja.”
“Onni..”
Mata onni yang cukup besar menatapku hangat saat akhirnya kuputuskan buka suara.
“Ada apa?”
Sahutnya lagi.
“Onni, aku suka pada EunHyuk oppa. Sangat suka. Sudah dari dulu aku berpikir bahwa sukaku ini bukan lagi karena ia seorang bintang. Dan setelah semua yang kulewati selama ini, aku yakin bahwa aku benar-benar suka oppa. Sangat suka.”
Air itu tumpah lagi dari kedua sudut bendungan mataku.
Dari mana datangnya kata-kata ini akupun tak tahu. Semuanya keluar begitu saja tanpa mau ditahan lagi.
Onni terdiam sesaat. Aku tak tahu apa yang ia pikirkan. Tapi kemudian tangannya yang lembut mengusap rambutku.
Sebenarnya mulutku ingin kembali bergerak, kembali berucap. Tapi satu bongkahan batu yang amat besar membuat semua kata-kata tercekat ditenggorokan. Padahal aku ingin bilang pada onni tentang apa yang tadi aku dengar dari pembicaraan Ryeo oppa dan EunHyuk oppa. Tapi usapan dari tangan onni yang lembut dikepalaku serta kalimat yang kemudian ia ucapakan semakin membuatku menelan lagi semua apa yang hendak aku katakan.
“Besok, acara wisudaku. Karena sibuk, baik orang tua maupun adikku tidak bisa hadir. Jadi hanya Ricky yang akan mendampingiku besok. Ia baru akan datang siang ini. Kebetulan ia ada tugas di Jepang, makanya bisa sekalian mampir kesini. Kau tahu siapa Ricky?”
Aku menggeleng.
“Dia tunanganku. Sebenarnya belum resmi sih. Setelah kami tiba di Indonesia nanti baru akan diresmikan.”
Onni menatap lurus kedepan. Tak jelas apa yang ia lihat. Ia hanya tersenyum. Senyum yang susah kuartikan. Entah bahagia, entah sedih, entahlah.

=============

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6

Comments

Popular Posts