Injured Heart

PART 7

Onni menatap lurus kedepan. Tak jelas apa yang ia lihat. Ia hanya tersenyum. Senyum yang susah kuartikan. Entah bahagia, entah sedih, entahlah.

“Jadi,, kenapa kau sampai sesedih ini?”

Yoon onni kembali ceria. Orang ini benar-benar bisa menyembunyikan suara hatinya.

“Dia. Oppa. Ada seseorang yang ia sukai. Aku juga tak tahu kenapa harus sesedih ini. Hanya saja.. tiba-tiba hatiku sakit sekali saat tahu hal itu.”

“Itu tandanya kau benar-benar suka padanya. ~~~ Apa dia sudah tahu?”

“Soal apa?”

“Soal perasaanmu itu.”

“Ba-bagaimana bisa aku memberitahukannya?”

Aku kembali menghapus bulir yang masih tersisa dipipi. Tampak onni menghela napas. Ia berdiri dan berjalan menuju pagar pembatas.

“Setidaknya kau harus lakukan sesuatu untuk melangkah maju. Jika hanya terus diam-diam menyukainya, hanya diri sendiri yang susah. Tidak bisa mundur, maju apalagi.”

Onni membelakangiku, jadi aku tak bisa melihat wajahnya.

Baru saja aku menerka-nerka dengan raut seperti apa onni mengucapkan kata-kata tadi, ia sudah berbalik dengan senyum yang tetap selebar biasa.

“Jadi,, sekarang sebaiknya kita kembali kerja. Kalau tidak akan ada seseorang yang bakal mengomel nantinya. Ok?”

Kami lalu beranjak meninggalkan atap.

“Oppa!”

LeeTeuk dan EunHyuk oppa tepat berada didepan kami saat berbelok dilorong menuju ruang make up. Sejenak kami semua saling tersenyum. Tidak, tidak semua. EunHyuk oppa tak tampak sedang tersenyum. Ia malah terlihat menyeringai.

“Rasya, kamu ikut kita ke Sukira.”

Katanya kemudian sambil berjalan mendahului ku, Yoon onni, juga LeeTeuk oppa yang hanya bisa tebengong-bengong. Onni yang pertama kali tampak bereaksi.

“Oke...... cepat sana pergi. Aku harus menyelesaikan beberapa hal disini. LeeTeuk oppa, maaf ya. Hari ini biar Rasya saja yang ikut kalian.”

***

Hari ini perjalanan ke Sukira dengan mobil kantor yang dikendarai LeeTeuk oppa terasa sangat lama. Aku duduk di kursi tepat dibelakang EunHyuk oppa memasang earphone ketelinga yang tersambung dengan Ipod ditanganku. Sebenarnya sih ini hanya gaya aja supaya gak kelihatan canggung. Masalahnya Ipodku ini gak ada batrainya. Jadi mana bisa nyala.

“Rasya!”

EunHyuk oppa memanggilku tanpa menoleh.

Aku yang tak tahu menuruti kata hati mana tak menggubris panggilan itu. Dua kali oppa memanggilku, tetap tanpa menoleh sedikitpun. Sebenarnya dalam hati aku berjanji, kalau ia memanggil sekali lagi, aku akan menyahut. Tapi ternyata oppa tak lagi menyebut namaku.

“Sudahlah, ia memang tidak mendengar. Kau hanya mengetesnya kan? Kenapa? Apa yang mau kau tanyakan?”

Kali ini LeeTeuk oppa yang bicara.

“Hyung.. aku tak tahu harus bagaimana”

“Soal Yoon?”

“Ya. Soal perasaanku tepatnya.”

“Hh! Sudah lama ya kita tidak membicarakan ini. Kan kau memutuskan tidak akan melakukan apapun.”

LeeTeuk oppa berkata dingin. Suasana yang benar-benar tak nyaman. Aku tak pernah melihat LeeTeuk oppa seperti ini sebelumnya.

“Kupikir kau tidak benar-benar suka makanya tak melakukan apa-apa dengan perasaanmu itu.”

“Justru karena terlalu suka hingga susah begini”

Pembicaraan terputus. LeeTeuk oppa menepikan mobil didepan sebuah mini market. Setelah memakai topi dan kacamata ia kemudian turun setelah sebelumnya bilang akan membeli sesuatu.

Sial, kenapa aku kembali terjebak dalam situasi ini. Sekuat tenaga aku menahan perasaan ini. Semua hal seolah melayang-layang tak jelas didalam kepala, membuatku kacau.

Tiba-tiba EunHyuk oppa keluar dari mobil dan dengan sedikit berlari, ia menjauh.

Aku yang kaget lalu mengejarnya.

Ternyata oppa menolong seorang anak yang terjatuh dipinggir jalan. Tapi kemudian terdorong oleh beberapa orang yang berkejar-kejaran, oppa sendiri yang sekarang jatuh ke tengah jalan. Untung saja jalan sedang sepi. Jadi ia masih sempat tersenyum-senyum sambil berdiri. Aku membalas senyumnya. Hanya sedetik. Karena setelahnya, sebuah truk dengan kecepatan yang lumayan tinggi terlihat bagai hantu dimataku.

Truk itu melaju kearah EunHyuk oppa. Aku yang kaget segera saja berlari menghampiri oppa.

Seperti dalam drama-drama yang sering kutonton, semuanya berlalu sangat cepat. Aku tak ingat apa-apa kecuali saat aku sekuat tenaga mendorong oppa, dan dari kejauhan LeeTeuk oppa meneriakkan nama kami.

Setelah itu semuanya gelap. Aku tak sadarkan diri.

Comments

Popular Posts