KangIn's Jerk ??? The Final Chapter




Tak tahu kenapa, tiba-tiba saja ia merasa khawatir. Ditambah lagi saat ada sms yang masuk.


”Ikuti permainan ku atau kau tak akan pernah bertemu dengan saudaramu ini lagi.

Hanya ada satu syarat dalam permainan ini, JANGAN PERNAH TINGGALKAN TEMPAT INI.”


KangIn sadar ada sesuatu yang aneh. Tapi baru saja ia hendak mencari pertolongan, hpnya berbunyi lagi tanda ada sms lainnya.


”Temukan 12 kotak kaca yang tersebar dari lantai 1 sampai lantai 12. Waktumu hanya sampai pukul 12. Sebelum pukul 12 kau sudah harus kembali ketempat mu berdiri saat ini. Jika tidak, kau akan tahu akibatnya.

Disetiap lantai hanya ada satu kotak kaca. Jika kau naik ke lantai berikutnya tanpa menemukan kotak kaca dilantai tempatmu berpijak, kau akan kehilangan orang yang kau sayangi, satu per satu.”


Ingin rasanya KangIn mengabaikan sms yang sampai padanya itu. Ia berharap semua itu hanya perbuatan orang gila yang tak ada pekerjaan. Tapi memikirkan orang-orang yang amat penting baginya dijadikan jaminan, KangIn tak bisa diam saja. Dilihatnya jam tangan. Pukul 10.23. kalau sms itu benar, ia hanya punya waktu satu jam setengah. Iapun lalu bergerak menuju lantai satu.

”A!!! Mau gila rasanya. Gimana aku harus menemukan kotak kaca? Gelap gini. Dan disini bukannya tak luas! A... Sial!!”

KangIn terus mengumpat sambil tetap mencari. Lalu ada lagi sms yang masuk.


”diruang yang sunyi samar terdengar suara piano mengalun lembut”


”Apa maksudnya??”

KangIn mencoba memutar otak. Lalu ia teringat bahwa di lantai satu ini ada sebuah aula yang memiliki satu piano. KangIn lalu bergegas keruang itu. Benar saja, ada sebuah kotak kaca diatas piano. Selanjutnya ia berlari menuju tangga darurat.

Tepat sebelum KangIn menaiki tangga, hpnya berbunyi lagi. Ia hampir hapal rasanya sama nomor ini. Tapi sekarang bukan sms yang datang, melainkan sebuah panggilan masuk.


”Hyung....”


Sebuah suara yang amat dikenalnya menyapa tepat disaat ia hendak buka suara.


”Ky-Kyu ya!! Kau ada dimana? Yang lain bagaimana??”

”Iya hyung,, ini aku.... aku tak tahu aku dimana. Aku juga tak tahu dimana hyung yang lain. Disini gelap sekali, hyung.. aku juga tak sadarkan diri tadi. Begitu bangun, ada yang menyuruhku menyampaikan pesan padamu.”


Dari suara yang bergetar, KangIn tahu Kyu pasti khawatir sekali saat ini. Makanya ia berusaha tetap tenang dihadapan dongsengnya itu.


”Ok, tenanglah Kyu. Aku pasti akan menemukan kalian. Sekarang katakan apa isi pesan itu.”

”Eum~~~ Tugas menolong seoarang putri belum selesai.”

”Hah,, apa itu..”


Kyu sempat diam untuk beberapa saat. Mungkin otaknya tengah dipaksa sekeras mungkin untuk bekerja. Dan kemudian ia bicara lagi.


”A~~ sepertinya aku tahu maksudnya hyung.. Oh ya! Game itu.. TUT~~~ TUT~~~ TUT~~~”


Telepon terputus sebelum Kyu sempat menuntaskan omongannya.


”Yoboseyo!! Kyu ya!! Yoboseyo!!”


KangIn berusaha memanggil dongsengnya. Tapi percuma, sambungan telepon benar-benar terputus rupanya.

Begitu KangIn sadar, kini ia sudah berada didalam gedung lantai dua.

”Apa maksud Kyu dengan game itu ya?? Tugas menolong seorang putri belum terselesaikan...”

KangIn terus berjalan sambil berpikir. Seingatnya ia hampir tak pernah ’bermain’ dilantai dua. Kecuali waktu pintu lift lantai satu bermasalah, dulu. Terpaksa ia dan beberapa SuJu yang lain harus naik lift dari lantai 2. Ah,, ya, kalau tak salah waktu itu Kyu terus main game yang ada di hp-nya sambil menuju ’lift lantai 2’. Apa mungkin itu maksudnya? KangIn juga tak tahu game apa yang dimainkan Kyu waktu itu. Tapi kalau benar itu maksudnya, berarti kotak kacanya kira-kira ada di..

”depan lift!!”

KangIn berseru semangat dan bergegas menuju ’lift lantai 2’. Untung dugaannya tepat. Jadi sekarang ia tinggal lanjut ke lantai 3.

KangIn mencoba menerawang jam di tangannya, pukul 11 tepat. Sudah 37 menit rupanya waktu ia lewati. Sekarang KangIn berada di lantai 10. Ia baru saja menemukan kotak kaca ke-10. Jadi sekarang ada 10 kotak kaca bersamanya. Jujur saja, ia sungguh kerepotan. Dua kotak ia masukkan ke saku celana sebalah kanan, dua kotak di kiri, masing-masing satu kotak di dua saku belakang, dua kotak di saku bajunya dan dua lagi ia pegang. Masih ada dua kotak lagi yang harus ia temukan. Bagaimana ia membawanya nanti?? Maka sedikit ogah, KangIn mencari-cari sesuatu yang sekiranya bisa ia gunakan sebagai alat pembawa kotak-kotak itu.

KangIn sadar ia tak punya banyak waktu. Jadi dengan sedikit tergesa ia mengintip setiap tempat sampah yang ia lewati sembari menuju lantai 11 berharap ia menemukan apa yang ia harapkan.

Syukur, KangIn bertemu tas plastik lumayan besar ditempat sampah tepat di tangga menuju lantai atas. Sepertinya plastik itu masih bersih, jadi langsung saja ia memungut dan memindahkan semua ’bawaannya’ kedalam plastik itu. Selanjutnya, sebuah sms masuk lagi.


Well,, ku akui usahamu. Ku ingatkan, waktumu tinggal 1 jam.

Selanjutnya~~

Andai aku bisa mendengar bintang bicara....


”Omo~~ apa lagi ini??”

KangIn menggerutu. Ia benar-benar tak punya ide lagi. ’andai aku bisa mendengar bintang bicar’?? apa maksudnya itu?

Potongan lagu kah. Atau kalimat dari sebuah drama? Kalau iya, drama yang mana? Keluaran kapan?

KangIn terus saja berpikir sembari menyusuru lorong lantai 11 itu. Matanya sudah benar-benar terbiasa pada gelap kini. Lebih lagi, lorong ini benar2 tak asing baginya. Tempat penuh kenangan akan dirinya bersama 12 saudaranya.

Yang aneh, lorong itu kini benar-benar sunyi. Hanya suara langkahnya seorang yang terdengar. Entah mengapa keadaan ini membuat hati KangIn sedikit pilu.

Tiba-tiba ada satu rasa rindu yang menyeruak.

Ya, KangIn rindu saat-saat dulu ia selalu bersama 12 member suju lainnya. Kadang bertengkar dan kemudian baikan lagi. Kadang tertawa bersama. Kadang menangis bersama. Entah mengapa tiba-tiba saja KangIn rindu akan semua itu.

Masalah yang menimpa dirinya dan suju akhir-akhir ini dirasakannya sedikit menyiksa hati. Tapi ia sendiri harus kuat. Karena kalau ia tampak lemah, yang lain juga akan melemah.

Karena KangIn selalu yakin suju adalah satu. Tegar bersama. Berdiri bersama. Bersama hadapi semua masalah. Itulah suju-nya.

Tak terasa satu persatu butiran hangat terjun bebas dari kedua sudut matanya. KangIn mengalihkan pandangan mencoba mencari sedikit penenangan.

Dilihatnya bintang bersinar melalui jendela yang ada disampingnya. KangIn lalu berdiri sebentar disana. Ada yang coba ia ingat.

“A!!”

Iya berseru tiba-tiba.

Untung saja ia Cuma sendiri sekarang. Kalau tidak, seruannya tadi pasti akan membuat orang lain terkena serangan jantung dadakan.

KangIn kemudian berlari menuju dorm suju (dilantai 11, ya).

Ia ingat, suatu malam ia pernah curcol bareng HeeChul *nah lho, bahasanya*. Saat itu kalau tak salah HeeChul tak lepas menatap bintang yang tengah bersinar indahnya dari jendela kamar. Dan saat itu tiba-tiba HeeChul bergumam ‘Andai saja aku bisa mendengar apa yang mereka katakan’.

”Ya.. pasti itu maksudnya.”

KangIn bicara sendiri.

Sekarang ia sudah masuk kedalam kamar. Dan betul, sebuah kotak kaca menenunggunya di ujung jendela. KangIn tersenyum simpul bersamaan dengan berderingnya (lagi) hp disaku.


Disana terpatri bukti cinta..


Ini dia sms terakhir. Lebih singkat dari sms sebelumnya. Tapi tak urung membuat KangIn bingung.

Ia melanjutkan langkahnya menuju lantai 12. KangIn memutar paksa otaknya untuk berpikir. Bukti cinta?

”Sejauh ini, semua clue berhubungan dengan ku ya?? Berarti kali ini juga ada hubungannya dengan ku... Bukti cinta~~ apaan..”

KangIn bicara sendiri *sering banget ni oppa bicara sendiri ya?*. Ia mencoba menganalisis clue kali ini. Sekiranya tak ada bukti cinta yang ia buat di lantai 12. Dengan siapa pula?

Pikiran KangIn melayang-layang. Mencoba memikirkan kemungkin apa saja yang mungkin didapat. Tak sadar, kakinya salah berpijak ketika menaiki tangga. Alhasil, KangIn sukses jatuh dan mendarat dengan posisi terduduk.

”Aduh!!”

Ia meringis. Sakit banget pasti. Tapi KangIn tak menyerah. Ia kembali melanjutkan jalannya.

”Cinta. Siapa saja yang mencintaiku? Member suju? Elphu?.... elphu?? a~~ jangan-jangan..”

KangIn mempercepat langkahnya.

Pikirannya tadi sampai pada vandalism yang dilakukan para elphu, eh, ELF maksunya, didinding dorm suju.

Ya, bisa saja itu maksudnya. ELF punya rasa cinta yang amat besar bagi-nya? Dan bukti itu. Bukti itu tertulis begitu jelas disana.

Kali ini langkah KangIn sudah semakin lebar. Well, kita katakanlah saat ini KangIn tengah berlari menuju dinding penuh ’bukti cinta’ itu.

Benar saja. Ada sebuah kotak kaca menanti KangIn disana.

Sebentar KangIn menghitung lagi kotak-kotak kaca yang sudah diperolehnya. Ada 12. Sesuai ketentuan. Sekarang ia bergegas kembali kelantai dasar.

Ditengah jalannya menuju lantai dasar, hp KangIn bunyi lagi..


Kau punya waktu tak sampai 50 menit untuk menyelesaikan permainan terakhir.

Sampailah dibawah dalam waktumu yang paling singkat.


KangIn melirik jam disudut hpnya. 11.18.

”A~~ kapan jam ini berputar jadi secepat ini??”

Rutuk KangIn sambil berlari menuju tangga. Tenaganya sudah banyak terkuras saat ini. Butuh usaha keras untuk bisa berlari.

Tepat saat jarum jam menunjuk pukul 11.30, KangIn tiba dilantai dasar. Suasan disana tak jauh beda dengan sebelum ia tinggalkan tadi. Hanya saja kini, tepat didepannya lampu dari dua buah mobil menyinari dinding yang ditempeli kotak-katak berwarna putih. Atau berwarna krim? Ya, seperti itulah.

KangIn tak mengerti maksudnya. Tapi ia melangkah juga mendekati sorotan lampu itu.

Tepat saat KangIn berdiri didepan kotak-kotak itu, sebuah mobil mainan menabrak kakinya. Hal ini hampir saja membuat jantung KangIn meloncat keluar.

Di mobil itu terdapat sebuah surat.


Kau punya waktu sekitar 30 menit untuk mengisi kotak-kotak kosong didepanmu itu.

Isi dari kotak-kotak kaca yang kau kumpulkan akan menolongmu.


Cukup satu kali KangIn membaca isi surat itu. Selanjutnya, ia membongkar barang bawaannya.

Ternyata, isi dari kotak-kotak kaca yang KangIn baca adalah potongan kata.

Ada 12 kata yang entah apa maksudnya.

Acak, KangIn membaca potongan-potongan kata yang ada

합니다

Masih tak dapat menangkap maksud potongan kata itu, KangIn beralih memperhatikan kotak-kotak kosong didinding.

”Il, I, Sam, Sa, O, Yuk,,,”

KangIn menghitung kotak-kotak itu. Dan semuanya berjumlah 13.

”13?? Ada 13? Tapi aku hanya punya 12 potongan kata disini.”

KangIn mulai panik. Sedikit tergesa ia menempelkan asal potongan-potongan kata ke masing-masing kotak.

Perlahan KangIn memindahkan potongan kata yang tak cocok. Hingga sampai pada pukul 11.58 KangIn merasa tulisan itu sudah tepat. Hanya satu kotak saja yang kosong. Disaat bersamaan, datang lagi sebuah mobil mainan –saat ini KangIn tak lagi terkejut, sudah terbiasa mungkin-. Mobil mainan itu kini membawa sebuah spidol.

Dengan itu, KangIn menulis sendiri kotang yang kosong itu.

Ke 13 kotak kosong dihadapan KangIn terisi penuh tepat saat jarum jam menunjuk pukul 12.00.

Isi tulisannya..


생일 축하합니다 우리의 사랑스런 김영운

Selamat Ulang Tahun, KangIn kami tercinta


Tepat setelah KangIn menuliskan namanya (김영운), suara-suara berdengung dari arah belakang KangIn. Lampu dari dua mobil yang dari tadi menyala pun padam seketika.

Satu persatu wajah-wajah yang tak asing muncul dihadapan KangIn.

Kyu dan Ryeowook turun dari tangga di depan KangIn. HeeChul dan Enhyuk turun dari tangga sebelah kanannya. DongHae dan Sindong turun dari tangga sebelah kiri. Sisanya, LeeTeuk, SiWon, SungMin, dan YeSung keluar entah dari balik-balik mobil yang terparkir. Masing-masing mereka memegang lilin yang menyala. Terakhir, KiBum dan HanGeng keluar dari pintu keluar tak jauh dari posisi KangIn berdiri. Mereka membawa sebuah kue tart lumayan besar. Dibelakang mereka, entah siapa saja. Ada staf SM Entertainment, ada yang memakai kaos bertuliskan ELF, ada pula penghuni dorm lain. KangIn tak sempat mengabsen siapa saja. Karena seketika itu pula matanya basah oleh air. Apalagi mereka semua menyanyikan lagu selamat ulang tahun yang entah mengapa terdengar begitu indah ditelinga KangIn sehingga membuatnya tak bisa menghentikan air mata yang terus jatuh membasahi pipi.

KangIn tak bisa melakukan apapun. Ia hanya terpaku ditempatnya. Otaknya mandek seketika.

Kalau bukan KiBum yang menarik tangannya, KangIn tak akkan berdiri didepan orang-orang yang sudah selesai bernyanyi itu. Lampu tak juga menyala. Tapi sinar lilin yang dipegang lebih dari 20 orang itu (mungkin), sudah cukup menerangi tempat mereka berdiri kini.


=============


Well, setelahnya LeeTeuk menjelaskan bahwa yang dari tadi KangIn lakukan adalah skenario yang dibuat member suju. Mulai dari membiarkannya sendiri didorm. Mematikan lampu. Sms-sms gila –tidak termasuk sms yang didapat KangIn belakang ini- yang menuntunnya pada permainan yang disiapkan 12 member suju.

Semuanya untuk mengatakan pada KangIn bahwa mereka mencintainya. Seperti apapun masalah yang mereka hadapi, suju tetaplah satu. Dan seperti apapun suju, ELF akan selalu bersamanya.








Comments

Popular Posts