[Cerbung] Apple for Sam ; Chapter 2

Chapter 2


Matahari bersinar terik siang itu. Dalam cuaca begini, sepertinya semua setuju kalau minum es adalah ide paling brilliant.

“Hua… Akhir-akhir ini perasaan kok makin panas aja ya?”

Rana mengeluh sambil memutar sedotan digelasnya yang sudah setengah kosong.

“Gara-gara lo kebanyakan pake tisu tuh Ran. Lo kan tiap hari makan berapa tisu coba?”

Jawab Sisi asal.

“Oh iya Sey. Jadi lo sekarang udah resmi jadi ketua club, gitu?”

Rana menyikut Sey tengah asik menyeropot es kelapa di sebelahnya. Malas menanggapi statement Sisi tadi.

“O..”

Sey menjawab malas.

“Asik bener.. tiba-tiba bisa jadi ketua gitu.”

Sambung Sisi.

Sisi dan Rana itu soibnya Sey. Mereka sudah akrab sejak SD.

“Asik apaan? Belum apa-apa juga kemarin wa dah pulang sore banget. Jam 5 gals!!”

Sey tampak kesal.

“Halah, biasa juga lo pulang lebih sore dari itu biasa aja.”

Tanggap Rana.

“Masalahnya, gara-gara itu gua jadi ngak bisa nungguin Bibi gua pulang.”

Hening. Kali ini nggak ada tanggapan. Kedua teman Sey hanya menggehala napas dan saling melempar pandang seolah mau berkata ‘Mulai lagi deh dia’.

Sisi dan Rana tahu akhir-akhir ini Sey punya kebiasaan ajaib untuk nungguin ‘Bibi’-nya pulang. Yang perlu dicatat nih, itu baca nya Bi-Bi. Bukan bibik yang dalam kamus besar bahasa Indonesia merupakan panggilan kepada wanita yang lebih tua. Bukan bibi yang serupa dengan tante, aunty, atau apalah sebutan lainnya. Dalam kamusnya Sey, Bibi itu panggilan –yang entah apa sebab musababnya – untuk seorang laki-laki yang akhir-akhir terus menghiasi hari-harinya.

Bibi, nama aslinya Arizona Aditya Zena. Tak tahu deh apa arti nama itu. Yang pasti laki-laki itu adalah dosen di kampus Sey. Setidaknya begitu awal Sey mengira. Tetapi setelah selidik punya selidik, si Bibi itu adalah salah satu stuff akademik kampus. Sey sudah lama suka pada Bibi. Sejak pertama ia ketemu di awal perkuliahannya. Berarti kalau mau di calculate-in sudah sekitar 2 tahunan. Nah, karena si Bibi itu bukanlah dosen. Sulit sekali bagi Sey untuk mencari alasan agar bisa dekat dengannya. Jangankan untuk saling bertegur sapa. Ketemu aja susahnya minta ampun. Sampai suatu hari Sey sadar kalau Bibi-nya selalu pulang pada jam yang sama dengan rute yang sama. Yaitu sekitar jam setengah lima sore dengan lewat sisi barat depan kampus. Nah, sejak itulah dimulai kebiasaan Sey untuk menunggu Bibi-nya pulang dicafe depan kampusnya yang setelah beberapa kali uji coba diakui Sey sebagai tempat paling strategis baginya.

“Kenapa enggak langsung bilang aja sih kalau lo suka sama dia, Sey?”

Pernyataan Sisi yang tiba-tiba kontan membuat Sey tersedak.

Cukup lama ia meredakan ketersedakannya baru kemudian membuka suara.

“Gila lo Si? Gimana caranya? Tiba-tiba gua ke kantor nya trus masuk sambil bilang Maaf pak, saya Seiran mahasiswi semester 4. Udah lama lo saya suka sama bapak. O… no no no no!! mau di taruh mana muka gua?!!”

Sey bergidik sendiri sementara kedua temannya tertawa sambil ngebayangin gimana jadinya kalau itu benar Sey lakukan.

“Yah,, abisnya dari pada lo tiap sore buang-buang waktu di café depan sana, nungguin Bibi lo bermenit-menit cuma buat liat dia numpang lewat ngak sampai semenit?”

Tanggap Rana.

Sebenarnya bukan baru sekali ini Rana berkata demikan. Tapi Sey selalu saja menjawab dengan

“Siapa bilang gua buang-buang waktu? Gua kan nunggunya sambil baca buku. Kadang-kadang sambil ngerjain tugas juga.”

Hm, yah, kalau ngak susah di kasi tahu sih bukan Sey namanya.


♥♥♥

Sey berjalan menyusuri lorong yang sepi di gedung C. Oh iya, gedung C itu diperuntukkan bagi markas-markas UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) serta club yang ada di kampus. Jadi memang ngak selalu gedungnya berpenghuni. Ada sih mungkin beberapa, tapi ya di dalam markas masing-masing. Makanya ngak heran kalau lorong-lorong tampak sepi.

Tak berapa lama, Sey sampai di depan sebuah pintu dan langsung membukanya. Didalam, lowong. Tidak ada satu manusiapun. Dengan sedikit heran, Sey melangkahkan kakinya masuk kedalam ruang itu. Seingatnya ia sudah janji dengan anggota club lainnya. Sey melihat jam dinding. Jam 7? Wah ,ngawur. Sey lalu beralih melihat jam ditangannya. Jam 1 lewat 2 menit. Janjinya jam 1, bearti Sey tidak salah jam.

Tok.. tok..

Sebuah ketukan di pintu mengagetkan Sey. Tapi Sey lebih kaget lagi saat ia berbalik dan pintu terbuka.

“Maaf, pak Putranya ada?”

Orang dihadapan Sey bertanya.

Sey tahu pasti orang itu bertanya padanya. Siapa lagi coba? Tapi karena ia tiba-tiba terkena serangan jantung, Sey sulit untuk menjawab. Ia hanya bisa menatap orang dihadapannya yang ternyata adalah salah seorang staff kampus. Nametag nya memberi tahu kalau namanya Arizona Aditya Z. alias Bibi-nya Sey!

Setelah peperangan hebat dalam batin, akhirnya Sey bisa berhasil merebut kembali kesadaran dirinya.

“Pak.. Putra nya ngak ada pak. Tadi sih ada janji. Tapi belum dating deh.”

Sey menjawab. Mencoba bersikap se-biasa mungkin.

Ia berdoa dalam hati semoga debaran jantungnya yang super kenceng ngak sampai terdengar keluar.

“Oh gitu. Eum, ntar bilang aja sama pak Putra kalau di cari sama Pak Adit ya. Tadi saya coba hubungi dia, tapi tidak aktif HPnya.”

Bibi, maksudnya Pak Aditya tersenyum simpul yang membuat Sey tambah hilang akal. Alhasil ia hanya bisa mengangguk bego.

Bibi, maksudnya Pak Adit, ah terserahlah apa, yang pasti setalah orang itu kembali menutup pinta dan berlalu, Sey pun terduduk lemas dilantai. Jantung nya berdegub makin nggak karuan seolah hanya suara degubannya yang bisa ia dengar kini.

Tapi kemudian Sey bangkit dan berjalan menuju kursi tak jauh dari tempatnya bersimpuh. Duduk dengan manis disana dan perlahan senyumnya mengembang. Sey benar-benar tak menyangka hal seperti tadi bisa terjadi. Bibi yang selalu dipandangnya dari jauh tiba-tiba muncul didepan bagai hantu. Bahkan efeknya lebih parah dari pada itu. Lihat saja Sey sekarang. Sudah seperti orang gila. Tersenyum sendiri sambil terus menatap pintu yang menutup didepannya. Sey benar-benar merasa dalam kondisi paling senang saat ini.


=======================================


To Be Continue


Prolog
Chapter 1 
Chapter 2
Chapter 3
The Last Story

♥♥♥

Comments

Popular Posts