Tere Liye, Negeri Di Ujung Tanduk Review

Negeri Di Ujung Tanduk by Tere Liye

Judul : Negeri Di Ujung Tanduk
 Pengarang : Tere Liye
Tebal : 360 halaman
Publisher : Gramedia Pustaka Utama
ISBN13 : 9789792294293



Negeri Di Ujung TandukDi Negeri di Ujung Tanduk kehidupan semakin rusak, bukan karena orang jahat semakin banyak, tapi semakin banyak orang yang memilih tidak peduli lagi.

Di Negeri di Ujung Tanduk, para penipu menjadi pemimpin, para pengkhianat menjadi pujaan, bukan karena tidak ada lagi yang memiliki teladan, tapi mereka memutuskan menutup mata dan memilih hidup bahagia sendirian.

Tapi di Negeri di Ujung Tanduk setidaknya, kawan, seorang petarung sejati akan memilih jalan suci, meski habis seluruh darah di badan, menguap segenap air mata, dia akan berdiri paling akhir, demi membela kehormatan.


CC: Goodreads 

My Rating


Buku Mas Tere Liye (sungguh saya baru tahu kalau ternyata pengarang seorang mas. Maafkan kekhilafan saya yang sudah semena-mena menyebut 'mbak' selama ini) ini masih tetap tipikal buku baik untuk vitamin hati...

Saya belum baca novel terdahulunya yang berjudul Negeri Para Bedebah itu. Jadi jujur saja, saya membaca novel yang satu ini tanpa ekapektasi apa-apa. Dan menilik dari review2 lainnya soal buku ini. Let say, saya terselamatkan oleh 'without any expectations' itu. Atau tidak. Entahlah.

Tadinya saya mau ikutan latah membandikan buku ini sama buku2 nya Dan Brown. Secara saya suka sekali sama cara bercerita om yang satu itu. Tapi,, ya beda la ya. Hanya agak2 menjurus saja ke genre yang sama ^^

Frankly speaking, awalnya.. saya ingin menyanjung tinggi novel ini. Tapi sayang, sungguh sayang,, niat itu berkurang seiring halaman yang saya tinggalkan.. Yang ada.. blakangan kok saya jadi rada bosan membacanya. Memutuskan menskip saja banyak bagian dan buru-buru sampai di penghujung cerita. Dan disinilah saya,, memberikan 3 setengah bintang untuk buku ini..
My last word.. bolehlah thriller ringan tipikal beach-read ^^

PS:
Buku ini mungkin memang sekedar fiksi. Isinya mungkin cuma mimpi. Tapi setiap aksi tentu didahului ‘cuma mimpi’
Kita nggak bakal kenal pesawat terbang kalau ngak ada orang gila yang bermimpi ingin terbang. Kita nggak mungkin kenal yang namanya lampu kalau nggak ada si pemimpi keras kepala yang kepingin menghadirkan cahaya matahari pada gelap malam. See, semuanya berawal dari mimpi. Siapa yang tahu kalau mimpi dari sebuah buku ini suatu saat justru bisa merubah negeri kita ini.
Berapa banyak yang membaca buku ini dan mengamini perubahan yang diimpikan sang penulis? Berapa banyak pula yang tak puas hanya sekedar mengamini jadi lantas mengambil aksi nyata untuk mewujudkannya? Wuiiih ... Mana tahu ada Thomas nyata diluar sana


Random Quote

Tapi banyak juga lho, komentar bagus soal buku ini.. Like this ^^

Tidak ada alasan untuk tidak memberi rating yang bagus pada seri kedua Negeri Para Bedebah ini. Ketegangan, intrik, twist-nya masih tetap cetar menggelora.

Kali ini, Thomas berkiprah sebagai konsultan politik. Intrik itu berawal ketika klien politiknya ditahan atas tuduhan korupsi. Sebagai konsultan politik terpercaya, Thomas segera bertindak untuk menyelamatkan kliennya dari segala tuduhan. Thomas tau, kliennya tidak bersalah sedikit pun dan ini hanyalah jebakan agar kliennya tidak bisa mencalonkan diri sebagai kandidat calon presiden pada pemilu mendatang.

Kembali, kehidupan Thomas terusik. Segenap upayanya untuk menyelamatkan situasi berhadiah jebakan demi jebakan dari musuh bebuyutannya. Beruntung Thomas punya relasi yang solid, bersisian menolongnya hingga titik darah penghabisan. Musuh sejati Thomas bisa dibekuk, masalah selesai menyertainya.

Eh tapi sejujurnya saya mengharapkan ada sekuel ketiga lho! Semoga Bang Tere mau memanjangkan ceritanya ya! 

Comments

Popular Posts