My Injured Heart Part 4/-
Sudah hampir tiga minggu aku bekerja sebagai assistant make up Super Junior. Lumayan capek juga. Pulang sekolah pukul 5 sore, kalau ada jam ekskul sampai pukul 7 malam bahkan. Dari sekolah langsung cabut ke kekantor SM. Kalau lagi ada show, aku dijemput dengan supir agency dari sekolah. Lalu baru bisa pulang sekitar pukul 1 atau 2 pagi. Besoknya pergi kesekolah –lagi- pukul 8 pagi. Apa lagi dua hari setelah aku resmi bekerja bersama 13 oppa itu, Yoon onni yang merupakan ketua tim make up cuti selama 3 minggu karena harus fokus pada tugas skripsinya. Rencana baru hari ini ia mulai masuk lagi.
Butuh usaha keras ngebujuk omma dan appa, kemarin. Untunglah mereka mau mengerti aku.
Din~~ Din~~
Yup, seperti hari ini. Mobil SM menjemputku. Tentu saja tidak ada ‘logo’ atau apapun yang menunjukkan itu mobil perusahaan. Kalau iya, semua bisa kacau kan??
Tanpa babibu, aku langsung masuk dan duduk dikursi samping kemudi.
Betapa terkejutnya aku saat mendapati siapa yang menjemputku.
“Oppa!!!”
EunHyuk oppa tersenyum menatapku. Tanpa banyak bicara ia lalu menjalankan mobilnya.
Dag-dig-dug DUARR
Aku bisa mendengar degup jantungku berdentam sangat keras. Seharusnya aku sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini. Tapi berada disisi orang yang sangat kusayangi ini benar-benar membuatku tak sanggup mengontrol sebagian saraf otakku. Otot jantung, kelenjar keringat, peredaran darah, semuanya seolah bekerja labih giat dari biasa. Membuaku repot sendiri.
“Kita jemput Yoon-ssi di kampusnya dulu ya. Katanya hari ini pengumuman hasil sidang akhirnya.”
Ini lagi. Duduk didekat oppa saja sudah susah, melihat senyumnya yang super manis ini sungguh membuatku ingin meleleh sekarang juga. Ya Tuhan, kuatkanlah aku. Jangan sampai oppa tau betapa sengsaranya aku saat ini karna ia.
“Eum, aku haus nih. Mau mampir beli minum gak?”
Setelah melihat anggukanku, oppa memberhentikan mobilnya disisi jalan didepan sebuah mini market.
“Kamu mau apa?”
Oppa bersiap turun. Tapi aku sukses menahannya.
“Biar aku aja yang beli, oppa. Kalo oppa yang turun ntar jadinya malah ribet.”
Lagi kulihat senyum itu. Manjur banget buat jantungku loncat-loncat ditempat.
“Aku kopi hangat. Yoon-ssi susu strawberry ya. Ini uangnya. Oh ya sekalian beli......”
Oppa menyerahkan dua lembar uang sambil menyebut nama sebuah snack
“Eum!!!”
Aku mengangguk mantap dan kemudian berlalu.
Beberapa menit kemudian aku selesai berbelanja, dan kami melanjutkan perjalanan menuju kampusnya Yoon onni.
Didepan gerbang besar berwarna putih yang menjulang dengan anggunya, onni tampak berdiri mematung sambil bersidekap. Mukanya ditundukkan dalam-dalam.
Din~~~ Din~~~
Oppa kembali membunyikan klakson. Karena onni tak juga bereaksi, aku memutuskan untuk keluar menjemputnya.
“Onni ah!!! Ya, Onni~~~”
Setelah aku melambai-lambaikan tangan didepan wajahnya, barulah ia menatapku.
“A, Rasya?? Jemput aku ya?”
Katanya mencoba tersenyum yang hanya bisa kuartikan sebagai sebuah seringai dari orang yang seolah tak makan lima hari.
“Ayo.. kenapa berdiri disitu saja?”
Onni berjalan didepanku. Langkahnya cepat seperti biasa. Ringan dan penuh percaya diri. Kemana muramnya tadi?
Setelah mempersilahkan onni duduk dikursi depan ~aku tak ingin sampai di SM dengan napas terengah-engah karena capek menahan napas dan debaran jantung kalau harus duduk disamping EunHyuk oppa lebih lama~ aku lalu mengambil posisi duduk senyaman mungkin dikursi tepat dibelakang Yoon onni. Dari sini wajah oppa terlihat sangat jelas *tetep~~*. Yang membuatku terkejut, oppa tiba-tiba memandangku. Dari tatapan matanya seolah bertanya ‘ada apa sama Yoon-ssi?’. Aku yang emang gak tau apa-apa hanya mengangkat bahu, pasrah.
“Yoon-ssi a,, Waeyo?”
Oppa tampak sangat cemas melihat ekspresi wajah Yoon onni. Diulurkannya sekotak susu strawberry yang tadi kubeli yang lalu disambut onni tanpa menoleh.
“Gamsahaeyo1, oppa..”
“Kamu kenapa? Lusuh sekali tampaknya.”
Aku yang tak bisa berbuat apa-apa hanya memandang dua orang yang tampak bagai pasangan dalam komik percintaan remaja itu. Sungguh tampak serasi mereka, hingga membuatku merasa perih sendiri.
“Amu2!!! Geunyang3...”
Onni menggantung kalimatnya, membuatku dan oppa kembali bersitatap.
“I just,,”
Ia mengulang kalimatnya. Ampun dah ni orang. Bisa bikin gemes juga. Tapi EunHyuk oppa tampak tetap sabar menunggu lanjutan kalimatnya itu.
“Aku hanya,,,,, AKU JADI SARJANA......”
Seketika wajah lusuh manusia gua kelaparan tadi berubah amat ceria. Kerutan dan tekukan diwajah onni berubah menjadi sinar dan seulas senyum yang amat lebar.
Hahahahaa,,, ngerti gak lo?
Ternyata orang ini hanya sedang bersandiwara.
Beda dengan diriku yang tak menyangka akan dijemput hyuk oppa disekolah, (haha,, di-jem-put, teman! Oleh bintang idola pula. Tak tahukah kalian seberapa berbunga taman hatiku kini??) Yoon onni ternyata sudah tahu kalau EunHyuk oppa (dan diriku tentunya) akan datang menjemput. Makanya ia sudah mempersiapkan lelucon ini. Bukan lelucon garing memang. Melainkan sebuah berita gembira. Onni sudah menuntaskan studynya dan berhasil mendapat gelar sarjana. Langsung saja kupeluk dirinya dari belakang, memberi selamat. Dengan hangat onni membalas pelukanku. Selanjutnya giliran EunHyuk oppa yang memberi selamat dengan mengacak-acak rambut onni. Cara yang sedikit jail. Buktinya onni sampai ngomel-ngomel meski dengan senyum yang tak sempat dikurangi mekarnya. Tapi jujur saja itu membuatku seketika merasa tersetrum. Kalau boleh meminjam kata yang sedikit ekstrim, aku cemburu. Iri.
1. Gamsahaeyo <감사해요> : Thank You
2. Amu!!! < 아무!!!> : Nothing!!!
3. Geunyang <그냥> : I Just
TO BE CONTINUED
=============
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Butuh usaha keras ngebujuk omma dan appa, kemarin. Untunglah mereka mau mengerti aku.
Din~~ Din~~
Yup, seperti hari ini. Mobil SM menjemputku. Tentu saja tidak ada ‘logo’ atau apapun yang menunjukkan itu mobil perusahaan. Kalau iya, semua bisa kacau kan??
Tanpa babibu, aku langsung masuk dan duduk dikursi samping kemudi.
Betapa terkejutnya aku saat mendapati siapa yang menjemputku.
“Oppa!!!”
EunHyuk oppa tersenyum menatapku. Tanpa banyak bicara ia lalu menjalankan mobilnya.
Dag-dig-dug DUARR
Aku bisa mendengar degup jantungku berdentam sangat keras. Seharusnya aku sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini. Tapi berada disisi orang yang sangat kusayangi ini benar-benar membuatku tak sanggup mengontrol sebagian saraf otakku. Otot jantung, kelenjar keringat, peredaran darah, semuanya seolah bekerja labih giat dari biasa. Membuaku repot sendiri.
“Kita jemput Yoon-ssi di kampusnya dulu ya. Katanya hari ini pengumuman hasil sidang akhirnya.”
Ini lagi. Duduk didekat oppa saja sudah susah, melihat senyumnya yang super manis ini sungguh membuatku ingin meleleh sekarang juga. Ya Tuhan, kuatkanlah aku. Jangan sampai oppa tau betapa sengsaranya aku saat ini karna ia.
“Eum, aku haus nih. Mau mampir beli minum gak?”
Setelah melihat anggukanku, oppa memberhentikan mobilnya disisi jalan didepan sebuah mini market.
“Kamu mau apa?”
Oppa bersiap turun. Tapi aku sukses menahannya.
“Biar aku aja yang beli, oppa. Kalo oppa yang turun ntar jadinya malah ribet.”
Lagi kulihat senyum itu. Manjur banget buat jantungku loncat-loncat ditempat.
“Aku kopi hangat. Yoon-ssi susu strawberry ya. Ini uangnya. Oh ya sekalian beli......”
Oppa menyerahkan dua lembar uang sambil menyebut nama sebuah snack
“Eum!!!”
Aku mengangguk mantap dan kemudian berlalu.
Beberapa menit kemudian aku selesai berbelanja, dan kami melanjutkan perjalanan menuju kampusnya Yoon onni.
Didepan gerbang besar berwarna putih yang menjulang dengan anggunya, onni tampak berdiri mematung sambil bersidekap. Mukanya ditundukkan dalam-dalam.
Din~~~ Din~~~
Oppa kembali membunyikan klakson. Karena onni tak juga bereaksi, aku memutuskan untuk keluar menjemputnya.
“Onni ah!!! Ya, Onni~~~”
Setelah aku melambai-lambaikan tangan didepan wajahnya, barulah ia menatapku.
“A, Rasya?? Jemput aku ya?”
Katanya mencoba tersenyum yang hanya bisa kuartikan sebagai sebuah seringai dari orang yang seolah tak makan lima hari.
“Ayo.. kenapa berdiri disitu saja?”
Onni berjalan didepanku. Langkahnya cepat seperti biasa. Ringan dan penuh percaya diri. Kemana muramnya tadi?
Setelah mempersilahkan onni duduk dikursi depan ~aku tak ingin sampai di SM dengan napas terengah-engah karena capek menahan napas dan debaran jantung kalau harus duduk disamping EunHyuk oppa lebih lama~ aku lalu mengambil posisi duduk senyaman mungkin dikursi tepat dibelakang Yoon onni. Dari sini wajah oppa terlihat sangat jelas *tetep~~*. Yang membuatku terkejut, oppa tiba-tiba memandangku. Dari tatapan matanya seolah bertanya ‘ada apa sama Yoon-ssi?’. Aku yang emang gak tau apa-apa hanya mengangkat bahu, pasrah.
“Yoon-ssi a,, Waeyo?”
Oppa tampak sangat cemas melihat ekspresi wajah Yoon onni. Diulurkannya sekotak susu strawberry yang tadi kubeli yang lalu disambut onni tanpa menoleh.
“Gamsahaeyo1, oppa..”
“Kamu kenapa? Lusuh sekali tampaknya.”
Aku yang tak bisa berbuat apa-apa hanya memandang dua orang yang tampak bagai pasangan dalam komik percintaan remaja itu. Sungguh tampak serasi mereka, hingga membuatku merasa perih sendiri.
“Amu2!!! Geunyang3...”
Onni menggantung kalimatnya, membuatku dan oppa kembali bersitatap.
“I just,,”
Ia mengulang kalimatnya. Ampun dah ni orang. Bisa bikin gemes juga. Tapi EunHyuk oppa tampak tetap sabar menunggu lanjutan kalimatnya itu.
“Aku hanya,,,,, AKU JADI SARJANA......”
Seketika wajah lusuh manusia gua kelaparan tadi berubah amat ceria. Kerutan dan tekukan diwajah onni berubah menjadi sinar dan seulas senyum yang amat lebar.
Hahahahaa,,, ngerti gak lo?
Ternyata orang ini hanya sedang bersandiwara.
Beda dengan diriku yang tak menyangka akan dijemput hyuk oppa disekolah, (haha,, di-jem-put, teman! Oleh bintang idola pula. Tak tahukah kalian seberapa berbunga taman hatiku kini??) Yoon onni ternyata sudah tahu kalau EunHyuk oppa (dan diriku tentunya) akan datang menjemput. Makanya ia sudah mempersiapkan lelucon ini. Bukan lelucon garing memang. Melainkan sebuah berita gembira. Onni sudah menuntaskan studynya dan berhasil mendapat gelar sarjana. Langsung saja kupeluk dirinya dari belakang, memberi selamat. Dengan hangat onni membalas pelukanku. Selanjutnya giliran EunHyuk oppa yang memberi selamat dengan mengacak-acak rambut onni. Cara yang sedikit jail. Buktinya onni sampai ngomel-ngomel meski dengan senyum yang tak sempat dikurangi mekarnya. Tapi jujur saja itu membuatku seketika merasa tersetrum. Kalau boleh meminjam kata yang sedikit ekstrim, aku cemburu. Iri.
1. Gamsahaeyo <감사해요> : Thank You
2. Amu!!! < 아무!!!> : Nothing!!!
3. Geunyang <그냥> : I Just
TO BE CONTINUED
=============
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Comments
Post a Comment