Injured Heart Final Part
Final Chapter
Akhirnya hari ini Yoon kembali ke Indonesia. Tidak seperti yang direncanakan, Yoon pulang sendiri. Ricky katanya akan menyelesaikan masalahnya dengan Yoko terlebih dulu, dan diapun pergi ke Jepang menyusul Yoko kemarin malam.
Pesawat yang akan membawa Yoon kembali ke Indonesia baru akan sekitar 12 jam lagi. Jadi saat ini Yoon sedang duduk santai disebuah cafe yang biasa ia datangi. Selain untuk menikmati saat-saat terakhirnya di Korea, juga karena ia ada janji dengan Rasya. Anak itu, padahal ia baru pulang dari rumah sakit tadi malam -lebih jepat 10 jam dari yang dijadwalkan- tapi pagi harinya Yoon sudah terima pesan yang isinya Rasya ingin jalan-jalan bersama Yoon sebelum ia pulang.
”Onni!!! Lama ya tunggunya?”
Rasya muncul dihadapan Yoon menghancurkan seluruh khayalannya.
”O~~ kau sudah datang? Duduk.”
”Wa.. kau sudah menghabiskan kopimu.”
Rasya menatap gelas Yoon yang memang sudah kosong.
”Hm.. kau pesan saja, aku bisa pesan lagi.”
”Tidak! Tak usah. Kita pergi saja kalau begitu.”
Oke. Hari ini Yoon memang untuk Rasya. Jadi tanpa banyak tanya ia ikut saja.
Setelah cuku lelah dibuat Rasya berkeliling mulai dari nonton di bioskop, main di game center, sampai berbelanja di pusat perbelanjaan, sekarang mereka berdua tengah asik menikmati es krim di taman kota.
”Uwa!! Cham Chemieyo.. Hari ini benar-benar mengasikkan. Huh, kenapa kita baru bisa jalan-jalan begini disaat onni akan pulang? Aku jadi ingin nangis.”
Rasya menatap es krimnya seolah ada semut sebesar serangga disana.
”Hahaha.. Jangan nangis! Aku kan bukannya tak akan kesini lagi.”
”Oke!! Kau janji ya onni, akan main kesini lagi..”
Rasya menatap Yoon.
”Wae yo?? Ada apa?”
Yoon yang ditatap begitu merasa aneh juga.
”Kau!! Kau tak akan tiba-tiba bilang bahwa kau mencintaiku kan?? Andwae!! Maldo andwae!!”
Rasya melongo mendengar pernyataan Yoon.
”Onni!! No mitchoso?? Kau gila ya? Idih!! Amit-amit deh..”
Sementara Rasya bergidik, Yoon hanya tertawa menanggai reaksinya.
”Makanya. Kau kalau ada yang mau dibicarakan, ya bicara saja.”
”Onni,, kau.. ada apa dengan Ricky?
”Mwo?? Apa?”
”Hubunganmu dengan Ricky bagaimana?”
Kali ini Rasya mulai serius.
”Maksudmu? Kami baik-baik saja.”
Yoon sepertinya mulai bisa membaca kemana arah pembicaraan ini akan berlanjut.
”Kemarin, Ricky kerumah sakit. Ia pamit padaku...”
Rasya mengantung kalimatnya..
Aha! Dugaan Yoon benar.
”Lalu dia ceria padamu alasan kembalinya ia ke Jepang.”
Terkadang Rasya heran mengapa onni yang satu ini begitu cepat membaca situasi. Tapi ia tetap akan menanyakan hal yang mengganjal dihatinya kini.
”Kenapa? Kenapa onni membiarkan dia pergi?”
”Kenapa? Karena itu cintanya. Bagaimana bisa aku menghalanginya?”
”Dan onni tidak mencintainya?”
”Ani. Haha,, lucunya, aku bilang dia akan jadi tunanganku. Tapi aku jujur, aku bahkan tidak mencintainya.”
”Mwo ya??”
Yoon hanya tersenyum menanggapi reaksi Rasya kali ini.
”Jadi.. kalian berpisah, dan kau akan bilang padaku bahwa kau baik-baik saja?”
”Seperti yang kau lihat!!”
Well, bertambah lagi sepertinya rasa kagum Rasya pada wanita disampingnya.
”Ommo~~ sudah jam segini. Aku harus siap-siap kebandara.”
”Wah!! Kau benar-benar akan pergi, onni??”
Rasya memandang onninya.
”Oh ayolah Rasya..”
Yoon memeluk Rasya sebelum ia meninggalkan gadis itu, bersiap meninggalkan Korea. Meninggalkan sedikit serpihan hatinya dikota itu.
***
Yoon duduk ditaksi yang akan membawanya kebandara. Dalam hitungan jam, ia akan segera meninggalkan kota yang sudah ditempatinya cukup lama itu. Sambil memandang keluar jendela, Yoon mengingat lagi saat-saat pertama ia menginjakkan kaki dikota ini. Lalu kehidupannya yang penuh kesibukan di salah satu agency hiburan besar di Korea, SM Entertainment. Saat ia mengenal seorang lelaki gila bernama LeeHyukJae. Semua kegilaannya yang ternyata berada bersama hatinya yang lembut dan hangat. Dan kemudian rasa cintanya. Tanpa sadar ada butiran hangat mengalir dipipinya.
”Oh, sial!! Kenapa jadi begini sakit.”
Pak supir yang mengendarai taksi Yoon menatapnya heran lewat kaca. Tentu saja, ia pasti bingung karena Yoon ngoceh sendiri dalam bahasa Indonesia kini.
Yoon meremas tangannya. Ia tak mengira akan sesakit ini saat ia hendak sepenuhnya meninggalkan cintanya dikota ini. Apalagi ia tahu kalau EunHyuk punya rasa yang sama terhadanya. Maka air mata Yoon pun tak bisa tertahan lagi.
”Mau tisu?”
Pak supir menawari Yoon.
”O.. gomawo ajossi. Mianhae.”
Yoon merasa tak enak menangis didepan orang yang tak ia kenal. Tapi air matanya tak dapat ditarik lagi.
”Ajossi. Mengapa dua orang yang mencintai juga tak sepenuhnya bisa bersama?”
Yoon mengajak bicara si supir taksi.
”Hm,, sebenarnya bisa saja. Semuanya tergantung kedua orang itu kan? Kalau mereka komit untuk siap hadapi apa saja asal dapat bersama, mereka tentu akan bisa. Semuanya butuh perjuangan, nona.”
Yoon kembali menatap keluar jendela. Ya, sebenarnya bisa saja. Ia tinggal katakan pada EunHyuk bahwa mereka harus bersama. Soal Rasya, ia tentu akan sakit hati. Tapi nanti ia juga akan bisa merubah sakit hati itu menjadi kenangan yang akan menguatkannya.
Tapi bisa juga ia yang mengalah, mungkin sekarang hatinya perih, tapi toh nanti ia akan merubah rasa sakit ini menjadi pengalaman berharganya. Begitu pula bagi EunHyuk oppa.
***
Dibandara, Yoon langsung check in. Ia sudah mencegah siapa-pun mengantarnya. Ia tak ingin menangis dan ditangisi karena kepergiannya. Jadi tentu saja ia kaget melihat Eunhyuk oppa, Eeteuk oppa, Ryeo oppa beserta Rasya sekarang berdiri dihadapannya.
”Kalian..”
”Kau tega sekali pergi seperti ini saja.”
Ryeo oppa berkomentar.
Yoon hanya tersenyum. Ya, tetap tersenyum, karena ia Yoon.
Tak lama pesawat Yoon akan segera berangkat. Maka sekali ia berpamitan. Setelah itu, sambil menekan rasa sakit dijantungnya, Yoon berjalan meninggalkan orang-orang yang mengantar kepergiannya.
”Natalia!!”
Yoon kaget saat seseorang menariknya. Ternyata itu EunHyuk oppa. Kemudian ia lebih kaget lagi karena tiba-tiba ia sudah berada dalam pelukan lelaki itu. Rasa sakit Yoon makin tak tertahankan. Jadi sebelum bendungan dimatanya jebol, Yoon buru-buru menarik diri.
EunHyuk oppa memandang Yoon. Tatapan yang dibenci Yoon. Tatapan yang amat disukainya.
”Selamat tinggal.”
EunHyuk oppa mencoba tersenyum.
Yoon membalas senyumnya dan kemudian berbalik. Tapi baru berjalan selangkah, Yoon berbalik lagi.
”Oppa.. saranghae!!”
Lirih, Yoon mengucakan kata-kata itu. Saat air matanya mulai turun, ia pun meninggalkan orang yang dicintainya itu. Meninggalkan Korea.
-The End-
============
Comments
Post a Comment