Jogja.... Let's get lost
Hullaa.... saya mau cerita pengalaman saya kesasar selama 7
jam di kota Jogja nih!!
So
this month,, I’ve my wonderful holiday while visited my Granny at Jogjakarta.
There always a lot of great place to be visit. Tapi yang paling penting, there
are a lot of bookstore that I can visit. I was visited some of them. Though I
spent almost 7 hours been lost with my own in such a strange place, it was my
great-great book hunting day.
Begini
ceritanya..
}}}
Di suatu hari yang cerah, saya dibangunkan oleh bunyi ayam
yang dipelihara Kakung (sebutan saya untuk Mbah Kakung a.k.a Eyang Kakung a.k.a
ayah dari orang tua saya) dibelakang rumah mereka di Playen, Wonosari,
Jogjakarta. Sedikit gambaran, Playen ini jaraknya kira-kira 39 km dari kota Jogjakarta.
Detik itu saat saya membuka mata, sekitar pukul 6 pagi, saya
langsung memutuskan untuk pergi sendiri ke Jogja kota. Pikir saya akan
menumpang bis dari Wonosari menuju kota dan akan berkeliaran disana menggunakan
TranJogja. Maklumlah, angkutan umum di Pontianak ini hanya ada oplet slash
angkot dan bus-bus antar kota yang jarang sekali saya lihat berkeliaran di
jalanan. Jadi jangan salahkan saya bila ingin ‘mencicipi’ bagaimana rasanya
menggunakan transportasi umum di kota itu.
Tujuan saya? Berburu buku!!
Just for your information nih, ya. Di sini ini, di Pontianak
ini maksud saya, hanya ada satu *boleh di catet deh* hanya ada satu toko buku
Gramedia sebagai toko buku besar di kota ini. Ada juga toko buku Kharisma, tapi
koleksinya –maaf ya- nggak saya banget. Selain itu ada beberapa toko buku yang
sayangnya fokus pada penjualan buku-buku kebutuhan sekolah. Ada juga 3 toko
buku yang menjual buku-buku umum. Tapi, yah itu, Gramedia (yang hanya
satu-satunya ini) lah yang paling lengkap walau sayang suka rada telat. Bisa
lho sampe dua minggu(ish) buku baru muncul disana *shrug*.
Oh ya, balik ke Jogja, jadi hari itu niat saya adalah
berburu buku-buku yang nggak bisa saya temukan di Pontianak. Rencananya begini:
1.
Toko buku Gramedia @Ambarukmo Plaza
2.
Toko buku Gramedia di Jl. Sudirman
3.
Toko buku Gramedia @Malioboro Mall
4.
Toko buku PeriPlus @Malioboro Mall
5.
Toko buku Indah di (sekitar) Jl. Senopati
(disamping Taman pintar)
6.
Toko buku TogaMas di (sekitar) Jl. Suryotomo
Niat saya turun (karena memang Playen ini letaknya di atas
gunung, jadi pergi ke kota Jogja secara harfiah memang berarti ‘turun’) ke
Jogja dengan angkutan umum di tolak oleh Uti (sebutan saya untuk Mbah Putri
a.k.a Eyang Putri a.k.a ibu dari orang tua saya). Katanya “Ntar kamu nyasar,
ndok”. Haha,, bagi Uti cucunya ini masih umur 14 mungkin ya. Tapi saya toh
males kalau harus berargumen lagi. Jadi ya saya iya-in saja kata-kata Uti. Dan
kemudian pilihan saya tinggal satu. Turun ke Jogja dengan menggunakan motornya
bulek (sebutan saya untuk adik perempuan ayah). Yang menganggur hanya motor itu
soalnya. Saya lalu menoleh, memandang ibu saya, meminta pendapatnya.
Bagaimana saya mendeskripsikan jalanan dari Wonosari menuju
Jogja kota ini ya?? Yang pasti, itu gunung, jadi nggak mungkin kan jalannya
bakal lurus-lurus saja. So, mari bayangkan jalan yang naik turun dan
berliku-liku. Nah, saya belum pernah tuh bawa-bawa kendaraan dimedan seperti
itu. Jadi ya, rada-rada serem tapi excited banget.
And miracle is really exist, people!! Si ibu setuju saja
saya pergi, bawa motor, sendirian. Waw!! Saya ingat, I even can’t hide my big
grin. Awalnya sih di suruh ajak si ini, si itu, si ini-itu, tapi saya ini orang
yang lebih senang pergi sendirian dari pada pergi sama yang saya enggak yakin
seleranya bakal sama dengan saya.
Jadi, di pukul 8(ish) saya udah di atas motor dan bertolak
menuju Jogja. Bawa motor itu selalu menyenangkan, bawa motor dari Wonosari
menuju Jogja itu super duper menyenangkan. Udah pada pernah ngerasain lewat
yang macam bokong semar belom?? Boleh deh kapan-kapan dicoba. Dan dengan motor,
lewat sana bahkan lebih, fun! Lebay nggak sih saya?
Well, terlepas dari berlebihan apa enggak saya kala itu,
perlu diketahui bahwa saya ini sedikit (sedikiiiit) buta arah. Udah hidup lebih
dari 20 tahun di Pontianak saja saya sering nyasar, apalagi di kota orang. Jadi
saya sadar, sepenuhnya sadar, perjalanan saya nggak bakal mulus. Dan bener
saja!!! Kalau pergi sama orang yang tahu jalan, saya pasti bakal sampai di kota
Jogja dalam waktu 1-2 jam (lebih atau kurang?). Tapi toh nyatanya saya sampai
di Maliobor pada pukul 12.30. Iya, jam setengah satu siang! Jadi perjalanannya berapa jam tuh? Lebih dari
4 jam toh? Dan dimanakah saya selama itu? Nyasar alias kesasar alias LOST.
Hahaaa I’m totally lost but still, I can’t stop grinning like an idiot.
Dalam edisi kesasar ini, saya yang harusnya ke –patokan saya
waktu itu, paling enggak, amannya saya sampai dulu di- tugu Jogja kembali. Tapi
dalam perjalanan, saya malah sampai ke Jl. Parangtritis. Tahu arahnya melenceng
jauh, saya muter lagi. Dan kemudian saya tiba di Imogiri. Jauh banget toh?
Gampangnya, saya yang seharusnya berjalan menuju utara malah pergi semakin ke
selatan. Saat pukul 12, saya akhirnya berhasil menemukan tugu Jogja kembali.
Dan butuh 30 menit lagi hingga bisa tiba di Jl. Malioboro. Lama banget nggak
sih? Alasannya tetep, pake kesasar dulu sana-sini.
Pukul 12.30(ish) itu, untuk pertama kalinya dalam hidup
saya, saya meresa senang luar biasa melihat ramainya Malioboro. Pingin sujut
syukur malah. Tapi karena perut sudah keroncongan nggak karuan karena
berkendara selama itu (dari jam 8 sampai 12.30, berhenti hanya buat ngecek
sudah sejauh mana saya kesasar), saya akhirnya mendamparkan diri di tempat
makan terdekat. Dengan kata lain KFC pertama di Malioboro.
Selesai urusan perut, barulah saya mulai misi utama saya
hari itu. Dan yah, berkat urusan sasar-kesasar ini, rencana saya hanya tinggal
rencana. Karena kenyataannya dari 6 tempat yang ingin saya kunjungi, saya hanya
bisa pergi ke 4 tempat.
Bahkan saya butuh kira-kira setengah jam perjalanan dengan
motor dari Malioboro ke Jl. Senopati. Setengah jam!! Padahal naik becak juga
biayanya hanya 5/10 ribu-ish. Lalu, dari taman pintar, saya lanjut (mencari)
toko buku Gramedia di jalan Sudirman. Tetep dong, nggak tinggal ‘kesasar’nya
ini.
Sudah dapat sebagian buku-buku yang dicari, dan sudah
menipis dengan suksesnya pundi-pundi saya, sekitar jam 3, habis Ashar berjamah
di mesjid deket-deket kantor pos lama (kembali ke Jl. Senopati memang), saya
memutuskan untuk langsung pulang mengingat perjalanan yang bakal panjang
banget. Lagian saya nggak mau ambil resiko naik gunung malem-malem. Selalu
ramai memang perjalanan ke Wonosari, tapi saya ini nggak hapal medannya lho.
Tadinya saya pikir perjalanan akan aman kalau saya sudah
sampai ke Gembira Loka. Tahukan? Kebun binatang itu lho. Dan perjalanan memang
lancar-lancar saja dari Senopati hingga Gembira Loka. Saya sadar ada yang salah
saat tahu-tahu saja saya sudah sampai di Jl. Parangtritis. Yes!! Tujuan saya
menuju Jl. Wonosari, tapi malah sampai ke Jl.Parangtritis. Entah ada apa antara
saya dan Parangtritis. Tapi saat itu pukul 4 sore lewat sekian menit. Saya
berhenti di depan sebuah mesjid di Jl. Parangtritis, saya mengeluarkan Ndroid
yang GPS(dan MP3) nya nggak mati semenit pun sejak pagi tadi untuk membantu
saya mencari arah, dan JENGJENG!! Matilah Ndroid itu dengan anggunnya.
Batrainya habis saudara! Batrainya habis!
Nggak ada powerbank, jadi saya masuk ke dalam mesjid untuk
mencari colokan listrik demi isi batrai. Dan nggak ketemu, dong! Asik nggak
tuh? Jadi dengan tekat baja, saya balik arah dan sepenuhnya pasrah mengikuti
rambu-rambu jalan. Saat itu sore, adrenalin saya sudah bercampur lelah dan
resah sementara matahari dengan teganya tetap bergerak meninggalkan senja. Hingga
(lagi-lagi untuk pertama kalinya dalam hidup, saya bersyukur luar biasa) saat
tiba di simpang empat RingRoad - Jl.Wonosari. Perjalanan memang masih jauh, tapi
setidaknya saat itu saya tahu jalannya!
Dan yah, saya tiba dirumah pukul 6 lewat. Kemajuan dong,
mengingat saya butuh 4 jam untuk pergi dan hanya butuh 3 jam untuk kembali.
Saya lalu bersih-bersih, shalat, makan, menceritakan perjalanan saya yang jauhnya
bukan main dan berakhir ditertawakan seisi rumah.
Jera kah saya?? Tidak dong. That was my wonderful journey!!
Dan bagi saya, memang begitulah travel, get lost! Saya berharap bisa kesasar
dibagian lain dari bumi ini.
Comments
Post a Comment